Diesnatalis ke II Mapala Agra Buana STIA Bengkulu Gapai Puncak Gunung Patah

Caption foto: Mapala Agra Buana STIA Bengkulu di Puncak Gunung Patah (Foto/dok: Mapala Agra Buana)
Caption foto: Mapala Agra Buana STIA Bengkulu di Puncak Gunung Patah (Foto/dok: Mapala Agra Buana)

JENGKAL.COM, BENGKULU – Dalam rangka memperingati hari lahir yang ke II Tahun tepatnya pada tanggal 29 Mei 2023, Mapala Agra Buana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bengkulu melakukan ekspedisi tekanan emisi karbon di kawasan Gunung Api (GA) Patah diketinggian 2852 MDPL.

Ekspedisi tekanan emisi karbon ini bertujuan bagaimana setiap perjalan anak Mapala atau Pecinta alam selalu memperhitungkan bagaimana menghitung emisi karbon yang dihasilkan ketika sedang melakukan aktivitas outdoor (luar ruangan) kemudian bagaimana mengganti karbon yang dihasilkan seperti menanam pohon.

“Ekspedisi ini merupakan dalam rangka hari lahir yang ke II Tahun Mapala Agra Buana dan juga merupakan ekpedisi tekanan emisi karbon. Ekspedisi tekanan emisi karbon bagaimana anggota Mapala Agra Buana ketika melakukan pendakian harus mengganti karbon yang dihasilkan seperti salah satunya mengganti karbon dengan menanam pohon di lokasi GA Patah,” jelas Fakar Rudin selaku Manajer Gapatah, Sabtu (03/06/2023).

Momentum hari lahirnya yang Ke-II Tahun tepatnya yang diperingati pada 29 Mei 2023 ini kata Fakar, Mapala Agra Buana melakukan Ekspedisi di GA Patah selama 9 hari, yang dimulai pada Jum’at, 26 Mei 2023 hingga sampai Minggu, 4 Juni 2023 yang dilakukan oleh anggota yang merupakan atlet yang sudah melewati seleksi.

“Ekspedisi ini dilakukan oleh para atlet yang mana sudah melewati tahap seleksi pada April lalu. Mereka adalah, Ade Ripaldo AB.2021 divisi Rock Climbing prodi Administrasi publik semester 6, Nando Aprinsyah AB.2021 divisi Gunung Hutan prodi Administrasi Publik semester 6, Fikto Ilwais AB.2021 prodi Administrasi Bisnis semester 4 dan Ilham Abadi AM.2022 divisi Gunung Hutan prodi Administrasi Publik semester 6.” beber Fakar.

Fakar sedikit menyampaikan kisi-kisi jalur pendakian menuju puncak gunung patah baik via Sumatera Selatan (lahat, Semedo, dan Pagar alam) maupun via Bengkulu (Padangguci), sedangkan jalur melalui Provinsi Bengkulu dapat di akses melalu Desa Manau IX Kecamatan Padangguci, Kabupaten Kaur.

“Jalur GA Fatah bisa ditempu melalu dua jalur pendakian, bisa jalur di Sumatera Selatan (lahat, Semedo, dan Pagar Alam) maupun via Provinsi Bengkulu (Padangguci), sedangkan Kami menggunakan jalur Pauh Tunggal – Lahat. Dan bagi yang belum pernah melakukan espedisi ini wajibkan menggunakan jasa pemandu gunung,” ucapnya.

Kepala BIDANG Sumber Daya Manusia (SDM) Mapala Agra Buana STIA Bengkulu, Fikto Ilwais juga menjelaskan, ia sebagai Kepala Bidang SDM bahwa kegiatan ekpedisi ini sebelum sempat tertunda satu tahu dikarenakan kurangnya SDM, kemudia setelah melalui taha seleksi anggota barulah terealisasi tahun ini.

“Ekspedisi GA patah ini memang sudah lama kita rencanakan tapi pada tahun lalu karena kekurangan SDM tertunda, makanya kita realisasikan di tahun ke dua ini. Gunung patah ini adalah salah satu trek terpanjang untuk di kelas pegunungan, itu menjadi tantangan tersendiri untuk para atlet melakukan pendakian,” sambung Fiko.

Ditambahkan Evan Feryanza selaku ketua panitia Des Natalis Ke-II Tahun dan Pendakian GA Patah ini mejelaskan bahwa pendakian ini bukan sekedar pendakian pada umumnya, pendakian yang dilakukan atlet-atlet Mapala Agra Buana STIA Bengkulu yang sudah melalui tahap seleksi ini juga mengankat isu emisi karbon.

“Terkait pendakian GA patah ini, menurut saya sangat wah lah untuk kita lakukan terkhususnya menuju dua tahun Mapala Agra Buana STIA Bengkulu. Ini salah satu kegiatan yang besar yang kita lakukan. Karena bukan sekedar ekspedisi yang kita lakukan di GA Patah itu tapi ada tema atau isu yang kita angkat, ” jelasnya.

Pewarta | Soprian Ardianto