Tagline HUT Provinsi Bengkulu ke-56: “Menjaga Sejarah, Lestarikan Budaya” Hanya Isapan Jempol

Caption foto: Benteng Linau Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu (Foto/dok: Jengkal.com)
Caption foto: Benteng Linau Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu (Foto/dok: Jengkal.com)

Bengkulu merupakan provinsi terletak di bagian barat pulau Sumatera yang kaya akan sejarah dan budaya, dimasa lalu Bengkulu memiliki pengaruh yang kuat dari masa kolonialisme dan perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Pada 18 November 1968 – 18 November 2024, diperingati hari jadi ke-56 dengan tagline “menjaga sejarah, lestarikan budaya”.

Provinsi Bengkulu memiliki sejarah yang kaya, baik dari segi kebudayaan maupun politik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dimomentum kali ini mengankat Tagline “Menjaga Sejarah, Lestarikan Budaya” yang diusung dalam HUT ke-56 Provinsi Bengkulu, yang seharusnya menjadi refleksi dan semangat untuk menghargai warisan sejarah dan budaya.

Dari masa ke masa Provinsi Bengkulu yang memilik pengaruh dan kaya akan sejarah dan budaya memiliki dari Kabupaten hingga di kota, realita di lapangan menunjukkan kesenjangan besar antara narasi yang diusung dan implementasinya. Mari kita tinjau beberapa permasalahan yang membuat tagline tersebut terkesan hanya menjadi janji manis tanpa realisasi nyata.

Minimnya Literasi Sejarah dan Budaya

Salah satu hambatan besar adalah kurangnya literasi seperti minimnya buku, artikel, atau penelitian. Para penggiat budaya dan akademisi cenderung pasif dalam menulis atau mendokumentasikan kekayaan sejarah dan tradisi local yang mengakibatkan kurangnya sumber rujukan bagi generasi muda untuk mempelajari warisan leluhur mereka.

Akibatnya, masyarakat, terutama generasi muda, sering kali tidak memahami pentingnya menjaga nilai-nilai tradisional dan sejarah daerah. Literasi yang rendah ini juga berkontribusi pada hilangnya identitas budaya dan sejarah, menjadikan tagline tersebut kehilangan makna.

Festival Tahunan yang Tidak Mewakili Kekayaan Budaya Bengkulu

Festival Muharram atau sering kita kenal Festival Tabut yang menjadi agenda tahunan di Bengkulu, idealnya menjadi ajang untuk menampilkan kekayaan budaya dari berbagai wilayah di provinsi Bengkulu. Namun, kenyataannya, festival tahunan tersebut sering kali tidak mencakup representasi budaya dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Bengkulu memiliki beragam tradisi lokal, seperti seni tari, musik tradisional, dan kerajinan khas yang unik di setiap daerah. Sayangnya, keberagaman ini tidak sepenuhnya terekspos dalam festival tahunan yang dilakukan oleh Pemprov. Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian dalam mengakomodasi dan mempromosikan budaya daerah secara menyeluruh.

Kurangnya Perhatian pada Situs Sejarah

Salah satu kritik tagline HUT ke-56 adalah pengabaian situs-situs sejarah yang seharusnya menjadi prioritas dalam pelestarian warisan budaya. Beberapa situs bersejarah, seperti Benteng Linau, Fooryork, rumah bubungan tiga, kantor pos, hingga bangker di berbagai wilayah, termasuk di Lais, kini berada dalam kondisi memprihatinkan atau bahkan telah hilang.

Situs-situs tersebut memiliki nilai sejarah tinggi yang seharusnya dirawat dan dijadikan bagian dari identitas. Namun, kurangnya perhatian dan perawatan mengakibatkan terancam punah. Hilangnya situs sejarah ini adalah cerminan nyata bahwa pelestarian budaya dan sejarah belum menjadi prioritas utama, meskipun sudah digaungkan melalui slogan-slogan indah.

Solusi dan Harapan

Agar tagline “Menjaga Sejarah, Lestarikan Budaya” tidak hanya menjadi isapan jempol, diperlukan langkah nyata dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota, akademisi, penggiat budaya, dan masyarakat setempat dalam menjaga situs-situs bersejarah walaupun kini banyak yang terbengkalai. Beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Mendorong Literasi Budaya dan Sejarah

Dalam mendorong dan menjaga sejarah dan budaya yang ada di Provinsi Bengkulu, Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota dapat menggandeng akademisi dan penggiat budaya untuk menulis dan mendokumentasikan sejarah serta tradisi Bengkulu. Penerbitan buku, jurnal, atau platform digital dapat menjadi media untuk meningkatkan literasi masyarakat.

Revitalisasi Festival Tahunan

Festival tahunan seperti Muharram (tabut) harus mencerminkan kekayaan budaya dari seluruh wilayah di Kabupaten dan Kota di Provinsi Bengkulu. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten dan kota untuk menampilkan budaya khasnya.

Pelestarian Situs Sejarah

Pemerintah harus menjadikan pelestarian situs sejarah sebagai program prioritas. Ini bisa melibatkan penganggaran khusus, kerjasama dengan komunitas lokal, hingga kolaborasi dengan sektor swasta untuk menjaga keberlanjutan situs-situs yang masih ada. Dengan langkah-langkah ini, tagline HUT ke-56 dapat menjadi lebih dari sekadar slogan.

Penulis | Soprian Ardianto, Wartawan di Kota Bengkulu